Hari ketiga, hari terakhir pertualangan kami!
Setelah check-out dari hotel, kami pun menuju ke sisi lain pulau Samosir, yang merupakan satu-satunya jalan untuk mengakses pulau Samosir melalui jalan darat. Pulau Samosir sebenarny terhubung dengan pulau Sumatera di daerah barat pulau, menghubungkan kota Pangururan di Samosir dan Kota Tele di Sumatera Utara. Total perjalanan melalui darat memakan waktu sekitar 10 jam dari Samosir kembali ke Medan (Perjalanan dari Medan ke Samosir hanya memakan waktu 4-5 jam). Tapi semuanya terbayarkan dengan pemandangan yang spektakuler di sisi lain Samosir yang sangat jarang dilewati oleh turis-turis.

Lokasi pertama kami adalah sebuah sungai kecil di sisi jalan yang diapit oleh dua bukit. Teman saya lagi-lagi menamai tempat ini sebagai “Swiss-nya Indonesia”, dia bahkan menamai perjalanan kami sebagai Swiss Trip karena pemandangan yang terdapat di Samosir. Karena tempatnya yang sangat indah, sangat sulit untuk melewati tempat ini dikarenakan pemandangannya yang terlihat sangat berbeda dengan pemandangan yang sudah kami lihat dua hari yang lalu.
Lokasi kami selanjutnya adalah sebuah warung yang terletak di bukit daerah kota Tele, kota, yang menyajikan indomie dan kopi/teh yang cukup enak karena cuaca yang dingin diketinggian 1700++ mdpl (meter diatas permukaan laut). Rekomendasi waktu yang tepat untuk datang kesini adalah pada saat matahari terbit dan matahari terbenam, sambil menyantap indomie kuah atau secangkir Kopi Toraja yang enak banget. Meskipun kami pergi kesana saat hujan dan berkabut, pemandangannya sudah cukup bagus menutup perjalanan kami selama tiga hari di sana.


Hari sudah gelap ketika kami melanjutkan perjalanan menuju Berastagi, sebuah kota yang berjarak sekitar 4 jam dari Tele dan terletak di ketinggian 1300 mdpl, dan dari Berastagi, kami akan melanjutkan perjalanan ke Medan. Saat itu masih pukul 6 sore dengan tidak adanya tanda-tanda bahwa hujan akan berhenti. Di atas bukit yang dikelilingi hutan lebat, gelap dan kabut tebal, kami harus mengendari mobil pelan-pelan sampai kami menuju daerah perumahan warga. Dari sana, perjalanan akan lebih mudah dikarenakan jalan yang lebih mulus dan cukup terang dengan adanya lampu di sisi jalan.

Sebenarnya, ada banyak sekali lokasi pariwisata di pulau Samosir, seperti Museum Batak, Museum Huta Bolon, Kebun Bunga Sapo Juma, Bukit Indah Simajarunjung, Bukit Holbung dan masih banyaj lagi, tetapi perjalanan kami lebih berfokus dengan permandangan pulau Samosir, dengan sedikit pengunjung dan bahkan tidak ada pengunjung sama sekali.

Kenapa kopi Toraja ya?
LikeLike
Gak tau juga sih sebenarnya, tapi mereka jualnya spesifik kopi toraja 🙂
LikeLike